Minggu, 07 November 2010


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…….………………………………………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN…….…………………………………………………………………… ii
KATA PENGHANTAR…………………………………………………………………………………. iii
DAFTAR ISI…….…………………………………………………………………………………………. iiii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1            Latar belakang masalah……………………………………………………………………..... 1
1.2            Identifikasi masalah…………………………………………………………………………...... 2
1.3            Perumusan dan pembatasan masalah………………………………………………..... 2
1.4            Tujuan penulisan………………………………………………………………………………..... 3

BAB II. PEMBAHASAN MATERI
2.1      Sejarah berdirinya candi prambanan…………………………………………………….. 4
2.2      Letak geografis candi prambanan…………………………………………………………...6
2.3      Objek yang terdapat pada candi prambanan…………………………………………..6
          A. Objek pada candi prambanan……………………………………………………………….6
          B. Relief pada candi prambanan………………………………………………………………..9
          C. Tahapan pembangunan candi prambanan…………………………………………… 12

BAB. III PENUTUP  
3.1  Kesimpulan………………………………………………………………………………………………… 13
 3.2  Saran…………………………………………………………………………………………………………. 16

1.1 Latar Belakang Candi Prambanan

       
 Akhir-akhir ini perkembangan candi di Indonesia belum menampakan hasil yang menggembirakan dengan jumlah pengunjung yang selalu menurun setiap tahunnya.
Agar pengembangan candi tersebut meningkat, hal yang harus ditingkatkan yaitu tentang pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengetahuan sejarah masa lalu, serta kebersihan, keindahan situs-situs bersejarah lainnya, sehingga dapat diharapkan partisipasi mereka dalam menjaga kebersihan serta keasrian candi agar tetap terpelihara.
Dengan demikian candi prambanan ini bisa ditingkatkan daya tariknya agar masyarakat Indonesia serta masyarakat internasional berminat  mengunjungi candi prambanan untuk mengetahui sejarah-sejarah yang ada di negara kita. Dalam hal inipemerintah pusat dan daerah perlu berjuang keras agar candi nasional menjadi tujuan objek pariwisata bagi wisata domestik dan mancanegara untuk mengetahui sejarah nasional dan dunia..
1.2 Identifikasi Masalah
Perlu peningkatan daya tarik terhadap budaya sejarah masa lalu Indonesia agar masyarakat mengetahui betapa pentingnya sejarah masa lalu negaranya, terutama candi Prambanan yang dahulu merupakan sejarah atau legenda dari Loro Jonggrang.
            Ini merupakan tugas pemerintah untuk membikin program yang lebih menarik untuk mengatasi permasalahanyang berlangsung selama ini.
1.3 Perumusan dan Pembatasan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapatlah dirumuskan pokok permasalahan. Antara lain :
1.      Bagaimana daya tarik candi Prambanan meningkatkan wisata domestik dan mancanegara.
2.      Seberapa besar minat masyarakat untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Indonesia.
   
            Penelitian ini akan dibatasi oleh hal-hal yang bersifat pengetahuan tentang sejarah pada candi Prambanan yang menjadi tempat sejarahnya Loro Jonggrang.
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan karya tulis ini yaitu :
1. Mengenal lebih lanjut tentang sejarah masa lalu candi Prambanan.
2.Membangkitkan minat wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara untuk berwisata di candi Prambanan.
3.Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang sosial dan budaya.
4.Melatih diri dalam menyusun suatu masalah kedalam bentuk tulisan.
5.Belajar mencintai dan melindungi warisan budaya bangsa.
6.Salah satu syarat dalam mengikuti ujian sekolah dan ujian nasional.


































BAB II
PEMBAHASAN MATERI


2.1 Sejarah Candi Prambanan

Prasasti ini mulai menarik perhatian setelah J.G. De Casparis berhasil menguraikan dan membahasnya. Menurut Casparis ada 3 hal penting dalam prasati tersebut, yaitu: Bahasanya merupakan contoh tertua prasasti yang berangka tahun yang ditulis dalam puisi Jawa kuna; Isinya memuat bahan-bahan atau peristiwa-peristiwa sejarah yang sangat penting dari pertengahan abas ke IX M; Didalamnya terdapat uraian yang rinci tentang suatu “gugusan candi”, sesuatu yang unik dalam epigrafi Jawa kuna.Dari uraian diatas yang menarik adalah peristiwa sejarah dan uraian tentang pembangunan gugusan candi. Peristiwa sejarah yang dimaksud adalah peperangan antara Balaputeradewa dari keluarga Sailendra melawan Rakai Pikatan dari keluarga Sanjaya. Balaputeradewa kalah dan melarikan diri ke Sumatera. Konsolidasi keluarga raja Rakai Pikatan itu kemudian menjadi permulaan dari masa baru yang perlu diresmikan dengan pembangunan suatu gugusan candi besar.
                 Gambaran tentang gugusan candi seperti yang disebut dalam prasasti Siwargrarha dapat dibandingkan dengan kompleks candi Prambanan, gugusan candi yang dibangun pusatnya dipagari tembok keliling dan dikelilingi oleh deretan candi perwara yang disusun bersap hanya terdapat pada candi Prambanan.Disebutkan pula candi Perwara sama dalam bentuk dan ukuran.
                 Hal lain yang menarik adalah 2 buah candi Apit, masing-masing didekat pintu masuk utara dan selatan.Keterangan mengenai gugusan candi yang terletak didekat sungai mengingatkan pada gugusan candi Prambanan dengan sungai Opak di sebelah baratnya dan jika dari jarak antara sungai Opak dan gugusan candi Prambanan dan adanya pembelokan aliran sungai kemungkinan pembelokan tersebut terjadi diantara desa Klurak dan Bogem. Dengan demikian, tampaknya uraian yang terdapat dalam prasasti Siwargrarha tentang gugusan candi tersebut lebih cocok dengan keadaan candi Prambanan.
            Candi Prambanan dikenal kembai saat seorang Belanda bernama C.A.Lons mengunjungi Jawa pada tahun 1733 dan melaporkan tentang adanya reruntuhan candi yang ditumbuhi semak belukar. Usaha pertama kali untuk menyelamatkan Candi Prambanan dilakukan oleh Ijzerman pada tahun 1885 dengan membersihkan bilik-bilik candi dari reruntuhan batu. Pada tahun 1902 baru dimulai pekerjaan pembinaan yang dipimpin oleh Van Erp untuk candi Siwa, candi Wisnu dan candi Brahma. Perhatian terhadap candi Prambanan terus berkembang. Pada tahun 1933 berhasil disusun percobaan Candi Brahma dan Wisnu. Setelah mengalami berbagai hambatan, pada tanggal 23 Desember 1953 candi Siwa selesai dipugar. Candi Brahma mulai dipugar tahun 1978 dan diresmikan 1987. Candi Wisnu mulai dipugar tahun 1982 dan selesai tahun 1991. Kegiatan pemugaran berikutnya dilakukan terhadap 3 buah candi perwara yang berada di depan candi Siwa, Wisnu dan Brahma besarta 4 candi kelir dan 4 candi disudut / patok.
            Kompleks candi Prambanan dibangun oleh Raja-raja Wamca (Dinasty) Sanjaya pada abad ke-9. Candi Prambanan merupakan kompleks percandian dengan candi induk menghadap ke timur, dengan bentuk secara keseluruhan menyerupai gunungan pada wayang kulit setinggi 47 meter. Agama Hindu mengenal Tri Murti yang terdiri dari Dewa Brahma sebagai Sang Pencipta, Dewa Wisnu sebagai Sang Pemelihara, Dewa Shiwa sebagai Sang Perusak. Bilik utama dari candi induk ditempati Dewa Shiwa sebagai Maha Dewa sehingga dapat disimpulkan candi Prambanan merupakan candi Shiwa. Candi Prambanan atau candi Shiwa ini juga sering disebut sebagai candi Loro Jonggrang berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang atau gadis yang jangkung, putri Prabu Boko, yang membangun kerajaannya diatas bukit di sebelah selatan kompleks candi Prambanan.

                 Usaha pertama kali untuk menyelamatkan candi Prambanan dilakukan oleh Ijzerman pada tahun 1885 dengan membersihkan bilik-bilik candi dari reruntuhan batu. Pada tahun 1902 dimulai pekerjaan pembinaan yang dipimpin oleh Van Erp untuk candi Siwa, candi Wisnu dan candi Brahma. Perhatian terhadap candi Prambanan terus berkembang. Pada tahun 1933 berhasil disusun percobaan candi Brahma dan Wisnu. Setelah mengalami berbagai hambatan pemugaran diselesaikan oleh bangsa Indonesia, tanggal 23 Desember 1953 candi Siwa selesai dipugar dan secara resmi dinyatakan selasai oleh Presiden Dr. Ir. Sukarno.

2.2 Objek Yang Terdapat Pada Candi Prambanan
A.Objek Pada Candi Prambanan
            Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia, berketinggian 47 meter, dibangun pada abad 9. Letaknya berada 17 km arah timur Yogyakarta di tepi jalan raya menuju Solo. Candi yang utama yaitu Candi Siwa(tengah), Candi Brahma (selatan), Candi Wisnu (utara). Didepannya terletak Candi Wahana (kendaraan) sebagai kendaraan Trimurti; Candi Angkasa adalah kendaraan Brahma (Dewa Penjaga), Candi Nandi (Kerbau) adalah kendaraan Siwa (Dewa Perusak) dan Candi Garuda adalah kendaraan Wisnu (Dewa Pencipta).

B.Relief Pada Candi Prambanan
Pada dinding pagar langkan candi Siwa dan candi Brahma dipahatkan relief cerita Ramayana , sedangkan pada pagar langkah candi Wisnu dipahatkan relief Krisnayana. masuk candi Siwa dari arah timur belok ke kiri akan anda temukan relief cerita Ramayana tersebut searah jarum jam, relief cerita selanjutnya bersambung di candi Brahma.
Bagian tepi candi dibatasi dengan pagar langkan, yang dihiasi dengan relief Ramayana yang dapat dinikmati bilamana kita berperadaksina (berjalan mengelilingi candi dengan pusat cansi selalu di sebelah kanan kita) melalui lorong itu. Cerita itu berlanjut pada pagar langkan candi Brahma yang terletak di sebelah kiri (sebelah selatan) candi induk. Sedang pada pagar langkan candi Wishnu yang terletak di sebelah kanan (sebelah utara) candi induk, terpahat relief cerita Kresnadipayana yang menggambarkan kisah masa kecil Prabu Kresna sebagai penjelmaan Dewa Wishnu dalam membasmi keangkaramurkaan yang hendak melanda dunia.
Bilik candi induk yang menghadap ke arah utara berisi parung Durga, permaisuri Dewa Shiwa, tetapi umumnya masyarakat menyebutnya sebagai patung Roro Jonggrang, yang menurut legenda, patung batu itu sebelumnya adalah tubuh hidup dari putri cantik itu, yang dikutuk oleh ksatria Bandung Bondowoso, untuk melengkapi kesanggupannya menciptakan seribu buah patung dalam waktu satu malam.
Candi Brahma dan candi Wishnu masing-masing memiliki satu buah bilik yang ditempati oleh patung dewa-dewa yang bersangkutan.
Dihadapan ketiga candi dari Dewa Trimurti itu terdapat tiga buah candi yang berisi wahana (kendaraan) ketiga dewa tersebut. Ketiga candi itu kini sudah dipugar dan hanya candi yang ditengah ( di depan candi Shiwa) yang masih berisi patung seekor lembu yang bernama Nandi, kendaraan Dewa Shiwa.
Patung angsa sebagai kendaraan Brahma dan patung garuda sebagai kendaraan Wishnu yang diperkirakan dahulu mengisi bilik-bilik candi yang terletak di hadapan candi kedua dewa itu kini telah dipugar.
Keenam candi itu merupakan 2 kelompok yang saling berhadapan, terletak pada sebuah halaman berbentuk bujur sangkar, dengan sisi sepanjang 110 meter.
Didalam halaman masih berdiri candi-candi lain, yaitu 2 buah candi pengapit dengan ketinggian 16 meter yang saling berhadapan, yang sebuah berdiri di sebelah utara dan yang lain berdiri di sebelah selatan, 4 buah candi kelir dan 4 buah candi sedut
Halaman dalam yang dianggap masyarakat Hindu sebagai halaman paling sacral ini, terletak di tengah halaman tengah yang mempunyai sisi 222 meter, dan pada mulanya berisi candi-candi perwara sebanyak 224 buah berderet-deret mengelilingi halaman dalam 3 baris.















PETA SUSUNAN CANDI PRAMBANAN
                                                http://candidiy.tripod.com/prambanan_clip_image002_0000.gif

                                                      http://candidiy.tripod.com/prambanan_clip_image002.gif
 





C. Tahap-tahap Pembangunan Candi

           Candi biasanya dibangun atas perintah dari seorang tokoh yang terpandang atau seorang raja. Seseorang yang memiliki keinginan untuk membangun candi disebut Yajamana (sponsor). Ia kemudian menghubungi kelompok Silpin (seniman sekaligus seorang pendeta) yang telah menjadi Acharryya.
            Menurut kitab Nanasara-Silpasastra (kitab pedoman membangun candi), kelompok silpin dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Sthapati, sang arsitek perencana, yang berperan penting dalam pelaksanaan pembangunan,
2. Sutragrahin ialah insinyur sipil atau ahli tekhnik sipil yang menjadi pemimpin umum,
3. Taksakha atau pemahat candi, dan
4. Vardhakin atau pengukir ornamen candi.
             Hal pertama yang dilakukan oleh silpin adalah mencari lokasi yang tepat untuk membangun candi atau kuil, dibantu dengan ahli-ahli yang dapat menunjukkan tempat yang dimaksud. Lokasi-lokasi yang dianggap paling baik adalah yang dekat dengan sumber mata air. Sebab didaerah tersebut dipercaya tempat bermainnya para dewa dari kahyangan. Berikut lokasi yang paling baik menurut mereka:
• Dekat dengan sumber mata air,
• Dekat tepian sungai,
• Berada di sekitar lereng gunung yang bermata air, dan
• Lokasi terbaik dari yang terbaik adalah dekat dengan pertemuan 2 sungai.
                 Namun ada juga lokasi-lokasi yang dijauhi karena dipercaya membawa sial atau lokasinya susah untuk didirikan sebuah candi atau kuil, lokasinya antara lain:
• Lahan tempat atau bekas pembakaran mayat,
• Lahan paya-paya atau rawa-rawa, dan
• Lahan berbatu-batu.
                 Apabila telah ditemukan dan ditentukan tempat atau lahan yang dianggap cocok, hal kedua yang silpin lakukan adalah menguji kesuburan lahan (Bhupariksa) yang dilakukan bersama-sama ahli-ahlinya masing-masing.
Ada 3 tahapan cara, yaitu:

1.      Menguji kepadatan tanah, dilakukan 2 macam cara pengujian, yaitu:


• Tanah yang ditentukan, dikeruk atau digali sampai setinggi lutut. Kemudian tanah urukan itu dimasukkan lagi ke lubang tadi. Tanah yang dimasukkan harus rata kembali seperti sedia kala. Dengan demikian tanah tersebut memiliki kepadatan yang baik, cocok sebagai fondasi candi.

• Pengujian lainnya yaitu dengan menggunakan air. Pertama keruk tanah yang telah ditentukan. Kemudian isi air sampai penuh. Lihat keesokan harinya. Jika air tinggal setengah berarti baik. Tapi bila kurang atau lebih dari setengah berarti kurang baik.

2. Menguji uap tanah dari zat-zat berbahaya

Cara pengujiannya gampang. Pada tanah yang telah ditentukan, taruhlah pelita yang terbuat dari tanah liat bakar. Perhatikan nyala apinya. Apabila api yang menyala tegak keatas, tidak bergoyang-goyang, berarti tanah tersebut bebas dari gas-gas berbahaya. Cocok untuk membangun candi atau kuil.



3. Mengetes kesuburan tanah

Caranya sama bila kita ingin membajak sawah. Pada tempat yang diduga baik itu pertama dibajak, selanjutnya dicangkul terus diratakan dan tanam bibit tanaman yang cepat tumbuh, bibit toge atau padi contohnya, lalu terakhir diairi. Bila hanya dalam selang 1-2 hari telah tumbuh tunas, tempat tersebut baik untuk dibangun candi atau kuil.
STUDY TOUR KE CANDI PRAMBANAN


KARYA TULIS

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti
UJIAN NASIONAL DAN UJIAN AKHIR SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Disusun Oleh Kelompok  :  

Agung Purnomo Aji                          Nis : 080910097
Akbar Permana                                 Nis :
Hasbiallah                                         Nis :
Rafli Givari                                       Nis :
Sigit Wijanarko                                 Nis :
Yandhi Satya Dwi Putra                            Nis : 080910091

Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )

SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA ) PUTRA BANGSA
DEPOK JAWA BARAT
2010



HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis yang berjudul”Study Tour Candi Prambanan”telah disahkan
Dan disetujui pada tanggal


Wali Kelas


Sevi Er Irawati, SE






Mengetahui
Kepala SMA Putra Bangsa Depok





Karyono, SE












KATA PENGANTAR

                  Seraya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena penulis menyadari bahwa berkat rahmat dan hidayatnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “Study Tour Candi Prambanan”.

Karya tulis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan mengikuti ujian akhir nasional dan ujian akhir sekolah. Sehubung dengan tersusunnya karya tulis ini penulis dapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang membantu dan membimbing penulisan ini, secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1.      Bapak Karyono, SE sebagai Kepala Sekolah SMA Putra Bangsa Depok.
2.      Ibu Nurkhoiryah dan Ibu Supri, Selaku pembimbing Penulisan.
3.      Rekan-rekan kami yang telah bekerja sama dalam penulisan karya tulis ini.
4.      Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,yang telah memberikan dukungan dan dorongan kepada kami.

     Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima oleh ALLAH SWT, dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Amien dan semoga karya tulis ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Penulis menyadari karya tulis ini masih terdapat kekurangan dan kelemahannya, oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi penyempurnaan karya tulis ini di masa yang akan datang.


Depok, September 2010
Penulis